Walmart, pengecer terbesar di dunia, akan menghentikan beberapa inisiatif keberagaman, kesetaraan dan inklusi (DEI) di tempat kerjanya, karena kelompok konservatif sayap kanan terus menargetkan program tersebut.
Di antara beberapa perubahan besar, perusahaan tidak lagi mempertimbangkan ras dan gender sebagai sarana untuk meningkatkan keberagaman saat memberikan penawaran kepada pemasok, beberapa outlet melaporkan.
“Tujuan kami, untuk membantu masyarakat menghemat uang dan hidup lebih baik, telah menjadi inti kami sejak didirikan 62 tahun yang lalu dan terus memandu kami hingga saat ini. Kami dapat mewujudkannya karena kami bersedia melakukan perubahan bersama rekanan dan pelanggan kami yang mewakili seluruh Amerika. Kami telah melakukan perjalanan dan mengetahui bahwa kami tidak sempurna, namun setiap keputusan berasal dari keinginan untuk memupuk rasa memiliki, untuk membuka pintu peluang bagi semua rekanan, pelanggan, dan pemasok kami, serta menjadi Walmart bagi semuanya,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada Guardian.
Walmart tidak lagi menawarkan pelatihan DEI melalui Racial Equity Institute, sebuah perusahaan konsultan yang mengkhususkan diri dalam meningkatkan keberagaman dan kesetaraan perusahaan, Washington Post dilaporkan.
Perusahaan juga tidak akan memperbarui pusat kesetaraan ras yang didirikan melalui komitmen lima tahun untuk “mengatasi akar penyebab kesenjangan hasil yang dialami oleh orang kulit hitam dan Afrika-Amerika dalam sistem pendidikan, kesehatan, keuangan, dan peradilan pidana”, menurut Walmart's situs web.
Perusahaan multinasional tersebut juga akan menghapus barang dagangan LGBTQ+ dari tokonya, CNBC dilaporkan.
Keputusan untuk menghentikan upaya DEI di Walmart adalah pertama kali diumumkan oleh pakar konservatif Robby Starbuck, yang terus menyerang upaya DEI sebagai bagian dari kampanye yang sedang berlangsung.
Starbuck mengklaim: “Walmart mengakhiri kebijakan mereka,” dalam sebuah postingan di X.
“Minggu lalu saya memberi tahu para eksekutif di (Walmart) bahwa saya sedang membuat cerita tentang kesadaran di sana. Sebaliknya, kami melakukan percakapan produktif untuk menemukan solusi,” kata Starbuck, sebelum menyebutkan beberapa inisiatif DEI yang diakhiri Walmart.
Walmart, yang mempekerjakan sekitar 1,6 juta pekerja di AS, hanyalah perusahaan terbaru yang mengakhiri program DEI-nya dalam beberapa bulan terakhir. milik Lowe, Harley-Davidson dan Ford Motor Company telah mengurangi program DEI mereka.
Program DEI telah lama diawasi, namun kelompok konservatif telah meningkatkan serangan terhadap inisiatif tersebut setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Perusahaan korporasi juga terus membatalkan inisiatif keberagaman mereka sejak Mahkamah Agung AS mengakhiri tindakan afirmatif untuk penerimaan universitas pada bulan Juni 2023, yang merupakan pukulan besar bagi upaya inklusi.