Sebuah mural yang merayakan juara Olimpiade bola voli Italia Paola Egonu telah menjadi sasaran “rasisme vulgar” setelah kulit atlet dalam gambar tersebut disemprot cat berwarna merah muda.
Mural karya seniman jalanan Laika dirusak dalam waktu sehari setelah diresmikan di dinding dekat markas besar Komite Olimpiade Italia (Coni) di Roma.
Gambar tersebut menampilkan Egonu, yang memelopori kemenangan medali emas pertama tim bola voli putri Italia di Olimpiade Paris, saat ia melompat untuk memukul bola bertuliskan “hentikan rasisme”. Kata-kata tersebut juga dihapus oleh para pelaku vandalisme, yang belum diketahui identitasnya.
Egonu, 25, lahir di Italia dari orang tua Nigeria.
Disebut Italianità, mural tersebut juga merupakan respons Laika terhadap sebuah bagian dalam buku terlaris yang ditulis oleh seorang jenderal tentara dan Anggota Parlemen Eropa yang kontroversial, Roberto Vannacci, di mana ia menulis bahwa meskipun Egonu adalah “warga negara Italia … ciri-ciri fisiknya” tidak “mewakili ke-Italia-an”.
Vannacci, yang terpilih menjadi anggota parlemen Eropa pada bulan Mei dengan dukungan partai sayap kanan Italia Lega, menegaskan kembali pandangannya pada hari Minggu setelah Egonu muncul sebagai pencetak gol terbanyak di final bola voli putri melawan AS.
Perusakan mural tersebut dikutuk secara luas oleh politisi dari berbagai kalangan.
Antonio Tajani, wakil perdana menteri Italia, berkata: “Saya ingin menyatakan solidaritas dengan Paola Egonu dan penghinaan paling total terhadap tindakan rasisme vulgar yang serius ini.”
Elly Schlein, pemimpin partai oposisi Demokrat, mengatakan: “Rasisme menjijikkan dan harus dilawan.” Ia berjanji untuk melanjutkan perjuangan partainya demi perubahan undang-undang yang akan memberikan kewarganegaraan sejak lahir kepada anak-anak yang lahir di Italia dari orangtua asing, terlepas dari kewarganegaraan orangtua mereka, sehingga negara tersebut sejajar dengan negara-negara Eropa lainnya. Saat ini, anak-anak yang lahir di Italia dari orangtua asing hanya dapat mengajukan permohonan sejak usia 18 tahun.
Roberto Gualtieri, Wali Kota Roma, mengatakan vandalisme tersebut merupakan “penghinaan keji terhadap seorang warga negara Italia yang hebat, yang telah membawa warna negara kita ke puncak dunia, dan terhadap seorang seniman yang berkomitmen untuk melawan xenofobia”.
Simone Giannelli, anggota tim bola voli putra Italia, mengatakan para pelaku vandalisme itu “tidak berperasaan, tidak bermartabat, dan tidak memiliki kemanusiaan”.
Pada tahun 2022, Egonu memutuskan untuk rehat sejenak dari tim nasional setelah menerima pelecehan rasial di dunia maya menyusul kekalahan Italia dari Brasil di semifinal kejuaraan dunia. “Membaca dan mendengar hal-hal itu membuat saya semakin meragukan diri sendiri. Dan yang terburuk adalah, 'Apakah dia orang Italia?' Saya sangat terpukul,” ungkapnya kemudian dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.