Objektif:
Deviasi segmen ST di sekitar garis isoelektrik merupakan temuan umum pada penyakit kardiovaskular yang nyata. Pada atlet, elevasi ST umum terjadi, sedangkan depresi ST dianggap langka. Namun, studi klinis pada atlet telah mengaitkan depresi ST dengan fibrosis miokard dan infiltrasi lemak serta elevasi ST dengan perikarditis dan miokarditis. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara deviasi segmen ST saat istirahat dan denyut jantung saat istirahat, indikator latihan dan tonus otonom serta penanda elektrokardiografi (EKG) dari efek latihan fisik dan kesehatan kardiovaskular amplitudo gelombang R dan T.
Desain:
Analisis retrospektif data EKG digital.
Pengaturan:
Pengaturan kelembagaan.
Peserta:
Tujuh ribu delapan ratus tiga puluh enam (atlet pria = 4592, atlet wanita = 3244) atlet sehat tanpa gejala (usia 14-35 tahun).
Ukuran Hasil Utama:
Serangkaian korelasi dan regresi dilakukan antara depresi ST (0,0 µV), pada amplitudo gelombang R dan T, dan detak jantung pada sadapan V2, V5, dan aVF.
Hasil:
Korelasi positif antara elevasi ST dan amplitudo gelombang R dan T (gelombang S di V2) dan sadapan V5, V2, dan aVF pada atlet pria dan wanita (rentang r = 0,1-0,54). Selain itu, terdapat korelasi negatif antara elevasi ST dan HR untuk atlet pria dan wanita. Terakhir, terdapat korelasi negatif antara depresi ST dan gelombang R dan HR untuk atlet pria dan wanita di V5 (P
Kesimpulan:
Pada atlet, elevasi segmen ST berkorelasi dengan amplitudo gelombang R dan T dan berkorelasi negatif dengan HR. Selain itu, elevasi segmen ST berkorelasi dengan denyut jantung rendah, konsisten dengan prevalensinya yang lebih tinggi pada atlet. Depresi segmen ST tidak dipengaruhi oleh HR tetapi berkorelasi negatif dengan amplitudo gelombang R dan T.