Tujuan: Pelari ultramaraton adalah populasi pasien unik yang terbukti memiliki tingkat kondisi medis kronis parah yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak infeksi COVID-19 terhadap populasi ini dan perilaku berlari mereka. Desain: Studi Ultrarunners Longitudinal TRAcking (ULTRA) adalah studi longitudinal besar terhadap pelari ultramaraton. Pertanyaan mengenai status kesehatan, perilaku berlari, dan infeksi COVID-19 dimasukkan dalam survei terbaru. Setting: Survei komunitas. Peserta: Tujuh ratus tiga puluh empat pelari ultramaraton berpartisipasi dalam penelitian ini. Intervensi: Tidak ada. Pengukuran Hasil Utama: Riwayat pribadi, olahraga, dan infeksi COVID-19. Hasil: 52,7% peserta penelitian melaporkan mengalami gejala infeksi COVID-19, dengan 6,7% dites positif beberapa kali. Peserta memerlukan total 4 hari rawat inap. Gejala yang paling umum adalah demam (73,6%), kelelahan (68,5%), sakit tenggorokan (68,2%), pilek (67,7%), dan batuk (67,4%). Gejala kardiovaskular, yang menjadi perhatian khusus pada populasi lari, termasuk sesak napas (46,3%), takikardia (44,7%), nyeri dada (36,2%), dan mengi (33,3%). Sebanyak 50 subjek (6,8%) melaporkan long COVID (gejala yang berlangsung lebih dari 12 minggu). Kesimpulan: Infeksi COVID-19 yang parah jarang terjadi pada populasi pelari ultramaraton ini, meskipun infeksi dengan gejala yang memengaruhi lari sering terjadi. Untuk mendukung kesejahteraan kelompok atlet yang sangat aktif ini, dokter harus menyadari bahwa gejala kardiovaskular adalah hal yang umum dan signifikansi jangka panjang dari gejala ini pada pelari tidak diketahui. Tingkat Bukti: Studi prospektif tingkat 2.