Pada 31 Desember 2024, Lin Jarvis mengundurkan diri sebagai Managing Director Yamaha Motor Racing, organisasi yang menjalankan proyek MotoGP Yamaha. Dalam 26 tahun Jarvis memimpin, Yamaha telah meraih kesuksesan luar biasa. Delapan gelar pebalap, bersama Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Fabio Quartararo, serta enam gelar pabrikan dan tujuh gelar tim. Di bawah asuhan Jarvis, Yamaha lima kali meraih triple crown, yakni pada 2005, 2008, 2009, 2010, dan 2015.
Jarvis telah melatih beberapa nama besar dalam olahraga ini, termasuk Max Biaggi, Carlos Checa, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Ben Spies, dan Fabio Quartararo. Dia telah melihat titik tertinggi dan terkadang, titik terendah. Dan setelah beberapa musim yang sulit, dia meninggalkan Yamaha karena mereka sedang membangun kembali masa depan.
Ini merupakan karir yang sangat panjang dan penuh kisah. Pada putaran kedua Misano tahun lalu, saya duduk untuk melihat kembali karirnya bersama Lin Jarvis. Dia berbicara panjang lebar tentang bagaimana dia tertarik pada sepeda motor, bagaimana dia akhirnya menjalankan proyek Yamaha di MotoGP, dan banyak lagi. Jarvis berbicara tentang berurusan dengan Max Biaggi, mengelola Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, dan betapa sulitnya mengelola dampak buruk di tahun 2015. Ditambah lagi, dia berbicara tentang kehilangan Casey Stoner dan Nicky Hayden.
Seluruh wawancara akan dipublikasikan selama tiga hari ke depan. Di bagian pertama wawancara, Jarvis berbicara tentang bagaimana dia memulai, kehilangan semua harta miliknya di Roma, menderita kelelahan karena memaksakan diri terlalu keras, dan mengelola Max Biaggi dan Carlos Checa.
Pada awalnya
Q: Pertama-tama, mengapa sepeda motor? Bagaimana Anda akhirnya terlibat dalam sepeda motor?
Lin Jarvis: Salah ayahku. Ayah saya selalu menyukai olah raga roda dua, sepeda dan kemudian sepeda motor. Dia adalah seorang pembalap uji coba amatir. Jadi, dia pada dasarnya mengajak saya mengikuti uji coba, atau katakanlah memperkenalkan saya, memberi saya kesempatan untuk mengikuti uji coba ketika saya masih muda. Jadi saya benar-benar memulai dengan sepeda uji coba ketika saya mungkin berusia 15 tahun, saya rasa, kira-kira seperti itu. Sebelumnya, saya berkeliling kebun di BSA Bantam bersama teman-teman dan sejenisnya.
Q: BSA Bantam juga merupakan motor pertama yang saya kendarai.
LJ: Yang pertama saya kendarai juga, di kebun teman saya. Itu bagus.
Q: Pada saat itu, menurut Anda apakah saya ingin terlibat dalam sisa hidup saya? Atau apakah itu hanya sesuatu yang Anda sukai?