Angka kelahiran prematur di AS tetap berada pada titik tertinggi dalam sejarah, menurut sebuah laporan baru.
Pada hari Kamis, March of Dimes, sebuah organisasi nirlaba kesehatan ibu, merilis laporan terbarunya temuan yang menyatakan bahwa angka kelahiran prematur nasional pada tahun 2023 tetap berada pada angka 10,4%, sebagian besar disebabkan oleh kondisi kronis, layanan pranatal yang tidak memadai, dan kesenjangan ras. Sebaliknya, angka kelahiran prematur 10 tahun lalu berada pada angka 9,6%.
Penelitian ini memberi peringkat D+ pada AS untuk angka kelahiran prematurnya, dan menemukan bahwa lebih dari 370.000 bayi lahir prematur pada tahun 2023. Selain itu, ibu berkulit hitam menghadapi angka kelahiran prematur sebesar 14,7%, hampir 1,5 kali lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Studi tersebut menunjukkan risiko besar terhadap kelahiran prematur, termasuk perawatan prenatal yang tidak memadai dan masalah kesehatan kronis.
Tahun lalu, tingkat pelayanan prenatal yang tidak memadai adalah 15,7%, dan tingkat yang lebih tinggi lagi terjadi pada komunitas kulit hitam, Indian Amerika, dan penduduk asli Alaska. Penelitian tersebut menemukan bahwa layanan pranatal yang tidak memadai dikaitkan dengan peningkatan angka kelahiran prematur sebesar 9% dibandingkan dengan mereka yang menerima layanan pranatal yang memadai.
Kondisi kronis termasuk hipertensi dan diabetes juga menimbulkan risiko yang signifikan, dengan peningkatan hipertensi sebelum kehamilan sebesar 10% hanya dalam satu tahun. Menurut penelitian, angka kelahiran prematur pada bayi yang lahir dari penderita hipertensi adalah 23,3%. Angka kelahiran prematur pada bayi yang lahir dari penderita diabetes sebesar 28,8%.
Studi tersebut juga menemukan bahwa 40,7% orang yang melahirkan berisiko terkena panas ekstrem dan 73,7% orang yang melahirkan berisiko terkena kualitas udara yang buruk.
Kelahiran prematur tetap menjadi penyebab utama kematian bayi, yang meningkat sebesar 3% pada tahun 2023 – peningkatan terbesar dalam dua dekade, menurut studi tersebut. Pada tahun 2022, lebih dari 20.000 bayi meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka, dengan angka kematian terbesar terjadi di negara bagian selatan dan barat tengah. Bayi berkulit hitam memiliki angka kematian bayi 1,9 kali lipat angka nasional.
“Sebagai seorang dokter, saya mengetahui dampak besar dari perawatan prenatal yang komprehensif terhadap hasil kehamilan bagi ibu dan bayinya,” Amanda P Williams, kepala petugas medis sementara March of Dimes dikatakan dalam sebuah pernyataan.
“Namun, terlalu banyak keluarga, terutama mereka yang berasal dari komunitas paling rentan, tidak menerima dukungan yang mereka perlukan untuk memastikan kehamilan dan kelahiran yang sehat. Kesehatan ibu dan bayi saling terkait erat. Jika kita dapat mengatasi kondisi kesehatan kronis dan membantu memastikan semua ibu memiliki akses terhadap layanan prenatal yang berkualitas, kita dapat membantu setiap keluarga mendapatkan awal yang terbaik.”