Tujuan:
Untuk mengukur norma dan perubahan dalam kemampuan pelacakan mata, dan menentukan korelasi gejala vestibular pada atlet perguruan tinggi setelah cedera otak traumatis ringan akut (mTBI). Kami berhipotesis bahwa mTBI memengaruhi koordinasi sentral antara sistem vestibular dan okulomotor dengan perubahan yang dihasilkan dalam kemampuan pelacakan mata yang berkorelasi dengan provokasi gejala vestibular.
Desain:
Studi kohort retrospektif.
Pengaturan:
Perawatan kedokteran olahraga di satu institusi.
Pasien:
Seratus sembilan belas atlet perguruan tinggi didiagnosis dengan mTBI oleh seorang dokter antara tahun 2013 dan 2019.
Intervensi:
Tidak berlaku.
Ukuran Hasil Utama:
Simpangan baku kesalahan tangensial, simpangan baku kesalahan radian, kesalahan fase rata-rata, dan perolehan horizontal dari kacamata pelacak mata melingkar berbasis realitas virtual yang digunakan pada awal dan dalam 72 jam pasca-mTBI. Provokasi sakit kepala, pusing, mual, dan pandangan kabur setelah subtes pengejaran halus Vestibular Ocular Motor Screening (VOMS) dibandingkan dengan awal pra-tes, dinilai dalam 72 jam pasca-mTBI.
Hasil:
Seratus sembilan belas atlet perguruan tinggi (N = 56 wanita dan 63 pria) berusia 18 hingga 24 tahun mengalami total 177 mTBI. Empat puluh empat persen atlet menunjukkan pelacakan mata yang tidak normal pada setidaknya 1 pengukuran pelacakan mata setelah mTBI akut dibandingkan dengan nilai dasar mereka. Dari VOMS, peningkatan horizontal menunjukkan korelasi positif berukuran sedang hingga besar dengan sakit kepala (R = 0,34) dan pusing (R = 0,54), masing-masing. Kesalahan fase rata-rata menunjukkan korelasi negatif berukuran sedang dengan mual (R = −0,32) pada VOMS.
Kesimpulan:
Kemampuan pelacakan mata terganggu dan berkorelasi dengan provokasi gejala vestibular setelah cedera kepala berat (mTBI) akut pada atlet perguruan tinggi. Penelitian di masa mendatang harus memeriksa pengujian kemampuan pelacakan mata di tempat perawatan akut lainnya untuk mendukung diagnosis cedera kepala berat (mTBI).