Tujuan:
Untuk membandingkan lokasi nyeri dan intensitas antara atlet sepak bola pria dan wanita di 2 musim kompetitif.
Desain:
Studi kohort deskriptif.
Pengaturan:
Fasilitas Kedokteran Olahraga Collegiate.
Peserta:
Empat puluh pria dan 42 atlet sepak bola perguruan tinggi wanita.
Intervensi:
Pelatihan dan permainan sepak bola musiman.
Ukuran Hasil Utama:
Atlet melaporkan lokasi nyeri dan intensitas yang dirasakan setiap hari. χ2 Analisis dan model efek campuran linier digunakan untuk membandingkan lokasi nyeri dan intensitas berdasarkan jenis kelamin.
Hasil:
Atlet sepak bola pria dan wanita melaporkan jumlah instance nyeri yang sama, tetapi atlet sepak bola pria melaporkan rasa sakit lebih sering di pergelangan kaki, kaki, pinggul, panggul, dan paha posterior. Atlet sepak bola wanita melaporkan rasa sakit lebih sering di kaki anterior, paha anterior, dan lutut. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam intensitas nyeri antara jenis kelamin di lokasi tubuh mana pun (P = 0,86). Ketika runtuh di seluruh jenis kelamin, frekuensi nyeri paha anterior lebih tinggi pada pramusim (7,49%, CI: 5,46-9,52) daripada di midseason (4,55%, CI: 2,52-6,57; T = −2.94, P = 0,023) dan di postseason (3,00%, CI: 0,76-5.23; T = −3.74, P t = −2.68, P = 0,023).
Kesimpulan:
Atlet pria dan wanita berbeda di lokasi nyeri ekstremitas bawah mereka. Namun, intensitas nyeri ekstremitas bawah tidak berbeda antara jenis kelamin. Atlet sepak bola melaporkan rasa sakit lebih sering selama pramusim dan midseason daripada selama postseason. Dengan alat untuk mengukur lokasi dan intensitas nyeri sehari -hari, dokter dapat menciptakan intervensi yang ditargetkan untuk mengurangi rasa sakit dan membatasi pengaruh negatifnya.