TUJUAN: Mengevaluasi pengaruh durasi tidur dan riwayat gegar otak pada gejala pasca -konsusi pada atlet remaja. Desain: Studi retrospektif observasional menggunakan penilaian pasca-goncang langsung dan pengujian kognitif dan skala gejala pasca-gejala (PCSS). Regresi linier multivariabel dinilai jam tidur terhadap 22 gejala PCSS, mengendalikan variabel demografis dan kesehatan. Pengaturan: Pusat gegar otak perkotaan di Colorado dan Florida, 2009 hingga 2019. Peserta: 11 564 siswa-atlet berusia 12 hingga 22, dikategorikan berdasarkan sejarah gegar otak. Intervensi: Analisis durasi tidur dan riwayat gegar otak dalam kaitannya dengan keparahan gejala neurokognitif dan kejiwaan. Ukuran Hasil Utama: Hasil primer termasuk skor neurokognitif, psikiatris, dan total gejala. Hasil sekunder adalah gejala PCSS spesifik. Hasil: Di antara 5349 siswa-atlet, 2671 (49,9%) tidak memiliki gegar otak sebelumnya dan 2678 (50,1%) memiliki 1 atau lebih. Bagi mereka yang tidak memiliki gegar otak sebelumnya, tidur secara negatif dikaitkan dengan usia (β = −0,18, interval kepercayaan 95% (CI), −0,22 hingga −0,13, p <0,0001), muntah (β = β, β = 0,0,0% CI, −0,38 hingga −0,0,0,0,0,0,0,02% CI, −0,38 hingga −0,0,0,0,0,0,0,0), β = 0,0), β = 0,0,0,0,0,0,0,0,0,38, β = 0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,05, 95% CI, −0,19 hingga −0,35, p = 0,005). Pada atlet dengan riwayat gegar otak, lebih sedikit tidur berkorelasi dengan penurunan usia (β = −0,11, 95% CI, −0,14 hingga −0,07, p <0,0001), sakit kepala (β = −0,065, 95% CI, −0,12 hingga −0,01, p = 0,0,05% CI, −0,12 hingga −0,01, p = 0,0.01, β, β, β, β, β = β = β = β, β, β = β = β, β, β = β = β, β = β, β = β, β = β, β = β = β, β = β = β, β, β = β, β, CI, −0.15 to −0.01, P = 0.021), and difficulty concentrating (β = −0.08, 95% CI, −0.15 to −0.01, P = 0.031) but increased sensitivity to light (β = 0.10, 95% CI, 0.001–0.137, P = 0.048), numbness/tingling (β = 0,15, 95% CI, 0,04-0,26, p = 0,008), dan perasaan melambat (β = 0,13, 95% CI, 0,05-0,21, p = 0,001). Kesimpulan: Durasi tidur dan riwayat gegar otak dikaitkan dengan variasi keparahan gejala pasca -konsusi di antara atlet remaja. Data ini menggarisbawahi perlunya strategi manajemen individual berdasarkan pola tidur dan riwayat gegar otak.