Olahraga adalah emosi. Olahraga adalah tentang kisah -kisah yang kita ceritakan pada diri sendiri, tentang kepahlawanan, harapan, dan patah hati. Tentang ambisi dan kegagalan. Tentang berusaha menjadi sesuatu yang lebih baik, dan terkadang berhasil. Ini tentang kegembiraan, kerja tim, dedikasi, keinginan, dan banyak lagi.
Penggemar MotoGP telah merusak dua balapan terakhir ini. Setelah kemenangan Johann Zarco yang melonjak di Le Mans di depan kerumunan yang luar biasa dari 120.000 penggemar, memenangkan balapan pertama untuk Honda sejak 2023, dan mengakhiri dua ras Ducati yang berkemih, di Silverstone kami melihat seorang pengendara mendominasi, kemudian dipukul oleh seorang penanaman GP, di atas nasib, penumpukan. Kami melihat Marco Bezzecchi menang untuk Aprilia, memvalidasi kecepatan dan kinerja RS-GP, dan melemparkan komplikasi lain ke dalam situasi yang sudah berantakan antara Jorge Martin dan Noale Factory.
Lebih baik lagi, kami melihat tiga balapan yang menarik dan mendebarkan di Silverstone. Moto2 berubah menjadi pertempuran ke garis, dengan Senna Agius meraih kemenangan pertamanya di kelas dan David Alonso mengambil podium Moto2 pertamanya sebagai pemula, mengkonfirmasi perkembangannya yang cepat. Kami melihat balapan Moto3 yang gemilang di mana Jose Antonio Rueda mulai di belakang jaringan dan meraih kemenangan di sudut terakhir, merampok Maximo Quiles dari kemenangan rookie pertamanya. Dan kami melihat balapan MotoGP yang memiliki sedikit segalanya.
Sayangnya ironis bahwa Silverstone, tata letak trek yang dibuat untuk balap sepeda motor, tidak mampu membawa orang banyak. Masalahnya jelas merupakan promosi, ketidakmampuan untuk meyakinkan penggemar bahwa ini adalah acara yang tidak dapat mereka lewatkan. Saya tidak memiliki jawaban untuk memperbaiki ini, tetapi ada keinginan di paddock untuk keahlian Liberty Media dalam pemasaran dan promosi. Jika Liberty dapat meninggalkan sisi olahraga ke Dorna dan organisasi yang ada, tetapi menggunakan pengaruh mereka untuk membawa orang banyak, dan uang, MotoGP bisa menjadi pembangkit tenaga listrik.
Mengapa balapan MotoGP berubah menjadi thriller seperti itu? Jawaban yang sembrono adalah karena perangkat-perangkat naik. Meskipun benar-benar benar bahwa perangkat-perangkat berkuda baik-baik saja menghancurkan dan meningkatkan perlombaan MotoGP Silverstone, jawaban sebenarnya adalah jauh lebih rumit. Angin dingin dan tata letak lintasan tangan paksa pengendara ketika datang ke pilihan ban depan, dan kemampuan untuk membuat bagian depan yang lembut terakhir adalah apa yang membuat perbedaan.